Home Top Ad

Hakikat Metode Mengajar

Share:
Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlanngsungnya pengajaran, Nana Sudjana (1989:76). Sementara Winarno Surakhmad (1986:24) menyatakan bahwa metode mengajar adalah cara yang mempergunakan teknik yang beraneka ragam, yang didasari oleh pengertian yang mendalam dari guru akan memperbesar minat belajar murid-murid, sehingga mempertinggi hasil belajar. Sedangkan Mosston (1994:3), menjelaskan metode mengajar dalam pendidikan jasmani adalah pedoman khusus untuk struktur episode belajar atau pelajaran, yang merupakan rangkaian yang berkesinambungan antara guru dan siswa. Lebih lanjut, dikemukakan bahwa membahas tentang metode mengajar adalah membicarakan masalah dalam menentukan bagaimana mengajar dengan baik, atau menjawab pertanyaan “cara apakah yang terbaik” untuk mencapai tujuan, dan “pendekatan-pendekatan mana yang bias mencapai sasaran guru”.
Dengan demikian Metode mengajar adalah suatu upaya yang digunakan guru atau pelatih untuk memudahkan perolehan pengetahuan atau keterampilan tertentu, dengan melalui tahapan belajar keterampilan gerak yaitu tahap kognitif, tahap fiksasi dan tahap otonom. Pada tahap kognitif atlet diberikan pemahaman tentang apa dan bagaimana keterampilan yang dipelajari, urutsn gerakan serta keterampilan mana yang lebih dahulu dikuasai. Inti dari tahap ini adalah pembentukan rencana tindakan. Pada tahap fiksasi, pola-pola gerakan dalam bentuk rencana tindakan dilatih sampai ada perubahan. Kata lain, tahap fiksasi adalah tahap pengeluaran rencana tindakan dalam bentuk gerakan yang sesungguhnya. Gerakan dilatih berulang-ulang hingga menjadi benar. Pada tahap otonom atau otomatisasi, atlet berusaha meningkatkan kecepatan penampilan gerakan serta ketepatan gerakan sehingga menyerupai atau melampaui apa yang dibutuhkan ketika menghadapi suatu pertandingan yang sesungguhnya. Pada awalnya para siswa membutuhkan informasi yang jelas tentang apa dan bagaimana serta urutan gerakan yang hendak dipelajari. Hal ini dimaksudkan bahwa metode mengajar, haruslah cukup menyediakan informasi bagi para siswa untuk mengolah masukan sehingga terbentuk rencana tindakan atau rencana gerak. Rencana gerak ini akan terbentuk bila metode mengajar yang digunakan guru sangat memberikan peluang untuk mengaktifkan kegiatan kognitif.
Mosston (1994:5) telah menciptakan metode mengajar yang dapat dipakai untuk mengajarkan keterampilan motorik, dimana metode mengajar terdiri dari beberapa macam metode. Adapun metode mengajar tersebut adalah metode mengajar langsung dan tidak langsung. Metode mengajar langsung adalah peran guru lebih banyak, yang meliputi lima macam yaitu : gaya komando, gaya latihan, gaya resiprokal, self check dan gaya inklusi. Sedangkan metode mengajar tidak langsung ada empat yaitu : gaya penemuan terpimpin, gaya penemuan konvergen, gaya eksplorasi dan gaya divergen production.
Metode resiprokal (reciprocal style) adalah suatu gaya mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan umpan balik kepada temannya sendiri yang memungkinkan siswa dalam belajar dapat meningkatkan interaksi soswial antara siswa. Sebagaimana disebutkan Mosston (1994:65) “metode mengajar resiprokal diartikan sebagai gaya mengajar yang menunjukkan hubungan sosial antar teman sebaya dan kondisi untuk member umpan balik yang cepat”
Mosston (1994:65) mengemukakan, metode resiprokal mempunyai cirri-ciri pokok pembelajaran, antara lain :
1. Mempunyai kesempatan untuk melakukan pengulangan praktek dengan observer secara individu.
2. Mempratekkan tugas berdasarkan kondisi-kondisi yang diberikan secara umpan balik segera dari teman sebaya.
3. Mampu mendiskusikan dengan teman sebaya mengenai aspek spesifik dari tugas tersebut.
4. Melihat dan memahami bagian-bagian dan urutan did lam melakukan tugas.
5. Mempraktekkan tugas tanpa guru meminta umpan balik atau penjelasan ketika ada kesalahan yang dikoreksi.
Metode mengajar self check adalah siswa belajar sendiri dan melakukan umpan balik terhadap diri sendiri berdasarkan lembar criteria yang ditugaskan. Mosston (1994:103), mengemukakan bahwa Metode mengajar self check diciptakan untuk hubungan siswa dengan guru yang dikembangkan dengan memeriksa sendiri tugas yang diberikan guru kepada siswa, keputusan selanjutnya dipindah kepada siswa agar lebih bertanggung jawab. Siswa melaksanakan tugas dan menyesuaikan dengan criteria yang dibuat oleh guru sebagai umpan balik. Hal ini sangat berguna bagi siswa untuk tidak tergantung pada umpan balik dari luar, dan memulai menggunakan umpan balik dari dirinya sendiri. Dengan adanya umpan balik dari dalam dirinya sendiri akan melatih kejujuran siswa dan objektifitas dalam menilai penampilan seseorang sehingga bisa menerima ketidakcocokan dan keterbatasan diri. Sesuai dengan pendapat Mosston (1994:103), bahwa peranan dari metode self check adalah (1) untuk menghentikan siswa dari ketergantungan secara todal terhadap sumber-sumber umpan balik dari luar, untuk mengandalkan umpan balik  dari diri sendiri, (2) menggunakan criteria untuk mengoreksi diri, (3) memelihara kejujuran dan objektifitas mengenai penampilan seseorang, (4) menerima ketidakcocokan dan keterbatasan diri, (5) melanjutkan proses individualisasi dengan membuat keputusan pada saat pelajaran selama dan sesudah pertemuan.
Implikasi dari metode self check menurut Mosston (1994:164) adalah sebagai berikut : (1) guru menilai kemampuan siswa untuk mengembangkan sistem monitori diri, (2) guru percaya kepada siswa untuk jujur, (3) guru dapat mengidentifikasi keterbatasan, keberhasilan dan kegagalan siswa, (4) guru dapat menggunakan self check sebagai umpan balik untuk perbaikan, (5) guru mempunyai kesabaran untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang berfokus pada periksa sendiri dan juga pelaksanaan tugas, (6) guru menghargai kemandirian siswa, (7) guru dapat bekerja sendiri dan mengikutsertakan proses periksa sendiri.
Dampak dari metose self check ini antara lain : dapat mendorong kemandirian siswa dan siswa lebih tergantung pada self check. Hal ini tentu sangat menguntungkan sekali bagi siswa karena dengan dipercaya oleh guru untuk memeriksa sendiri penampilan mereka tentu akan tercipta kejujuran dan juga rasa percaya diri yang tinggi. Dari sinilah akan muncul kemandirian bagi siswa dan juga dapat menilai kemampuan diri seobjektif mungkin.

Tidak ada komentar