Home Top Ad

Pengertian Strategi dalam Pembelajaran

Share:
Joni (dalam Sri Anitah W 2008:1.24) mengemukakan bahwa strategi adalah ilmu atau kiat dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dimyati dan Soedjono (dalam Sri Anitah W 2008:1.24) mengemukakan bahwa strategi dalam pembelajaran adalah kegiatan guru memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara sapek-aspek dari komponen pembentukan sistem pembelajaran.
Strategi pembelajaran pada dimensi perencanaan mengacu pada upaya upaya secara strategis dalam memilih, menetapkan dan merumuskan komponen-komponen pembelajaran. Acuan utama dalam penentuan strategi pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran, dimana dalam penelitian ini strategi digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Hakikat strategi Deep Dialogue
Pendekatan secara umum memiliki arti yang sangat kompleks. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang pengertian pendekatan, diantaranya yaitu :
a. Pendekatan belajar mengajar dapat merupakan suatu konsep atau prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk mencapai tujuan belajar mengajar.
b. Pendekatan dalam belajar mengajar yang menekankan pentingnya belajar melalui proses menjalani untuk memperoleh pemahaman (Tabrani Rusyan, 1994 : 1).
c. Basis pendekatan yang telah diubah terhadap pengajaran dan pembelajaran adalah bahwa pemikir dunia pendidikan perempat abad 20 yang terakhir memusatkan perhatiaanya agar para siswa dapat belajar dengan berhasil dalam konteks pembelajaran yang baru.
Deep Dialogue (dialog mendalam), dapat diartikan sebagai percakapan antara orang-orang (dialog) yang harus diwujudkan dalam hubungan yang interpersonal, saling keterbukaan, jujur dan mengandalkan kebaikan (GDI, 2001). Beberapa prinsip yang harus dikembangkan dalam Deep Dialogue, antara lain adalah: adanya komunikasi dua arah dan prinsip saling memberi yang terbaik, menjalin hubungan kesederajatan dan keberadaban serta empatisitas yang tinggi dari setiap pelakunya. Dengan demikian, Deep Dialogue mengandung nilai-nilai demokrasi dan etis.
Deep Dialogue, pada dasarnya bukanlah sebuah pendekatan yang baru sama sekali, akan tetapi telah diadaptasikan dari berbagai metode yang telah ada sebelumnya (GDI, 2001: 16). Oleh karena itu, Deep Dialogue bisa menggunakan semua metode pembelajaran yang telah digunakan sebelumnya seperti Multiple Intelligences, inkuiri, Belajar Aktif, Keterampilan Proses ataupun Parthnership Learning Method, sebagaimana yang dikembangkan oleh Eisler. Dengan demikian, filosofi Deep Dialogue adalah melakukan penajaman-penajaman terhadap seluruh metode pembelajaran yang telah ada, baik yang bersifat konvensional maupun yang bersifat inovatif.
Fokus kajian pendekatan Deep Dialogue dalam pembelajaran dikonsentrasikan dalam mendapatkan pengetahuan dan pengalaman, melalui dialog secara mendalam, tidak saja menekankan keaktifan peserta didik pada aspek fisik, akan tetapi juga aspek intelektual, sosial, mental, emosional dan spiritual. Peserta didik yang telah belajar di kelas yang menggunakan pendekatan Deep Dialogue, diharapkan akan memiliki perkembangan koqnisi dan psikososial yang lebih baik. Mereka juga diharapkan dapat mengembangkan ketrampilan hidup tentang Deep Dialogue yang akan meningkatkan pemahaman terhadap dirinya dan terhadap orang lain yang berbeda dari diri mereka, dan oleh karena itu akan memperkuat penerimaan dan toleransi terhadap perbedaan-perbedaan.

Tidak ada komentar